Kelinci, sebagai hewan mamalia berkaki empat, memiliki karakter yang lucu dan menggemaskan, menjadikannya pilihan populer sebagai hewan peliharaan. Selain sebagai teman setia, kelinci juga dimanfaatkan untuk kegunaan bulu dan dagingnya.
Ada berbagai jenis kelinci, sebagian besar berasal dari luar negeri, meskipun ada beberapa jenis kelinci asli Indonesia, seperti Kelinci Jawa dan Kelinci Sumatra.
Kelinci Jawa (Lepus Nigricollis) habitat alaminya terdapat di hutan-hutan atau savana dengan bebatuan. Meskipun kelinci Jawa dulu sering ditemukan di kawasan hutan di Jawa Barat, kini statusnya sebagai spesies yang terancam punah menurut IUCN Red List of Threatened Species.
Namun, sejumlah peternak kini banyak yang memelihara kelinci Jawa, meskipun status kemurnian rasnya tidak selalu jelas. Kelinci ini umumnya diternakkan untuk dimanfaatkan sebagai kelinci pedaging dan hewan peliharaan. Beberapa kelinci Jawa juga dikawinkan dengan jenis kelinci impor.
Ciri Kelinci Jawa:
- Bulu berwarna kehitaman di leher dan tengkuk.
- Bulu bergaris putih di telinga dan dahi.
- Ukuran tubuh sedang hingga besar dengan berat rata-rata dewasa sekitar 6 kilogram.
- Kakinya panjang.
Kelinci Sumatra (Nesolagus Netscheri) adalah jenis kelinci lokal asli Indonesia yang hanya dapat ditemukan di Pegunungan Bukit Barisan Sumatra. Sayangnya, kelinci ini juga menghadapi ancaman kepunahan akibat pembalakan hutan liar.
Kelinci Sumatra bersifat nokturnal, aktif hanya pada malam hari, dan sering sulit ditemukan di alam liar. Beberapa gambar yang beredar berasal dari kamera jebakan yang dipasang di titik-titik tertentu di dalam hutan.
Ciri Kelinci Sumatra:
- Bulu berwarna coklat muda.
- Pada bagian wajah dan punggung memiliki garis warna coklat yang lebih gelap.
- Ekor berwarna merah dan pendek.
- Bagian bawah (perut) bulunya berwarna putih.