Surga Itu Harum Seperti Pelukanmu: Kenapa Ingatanku Bukan Api atau Ketakutan

Surga Itu Harum Seperti Pelukanmu: Kenapa Ingatanku Bukan Api atau Ketakutan

(Ditulis dari sudut pandang hewan peliharaan untuk pemiliknya tercinta)

Halo Ayah, Ibu…

Saat tubuhku sudah tak sanggup bermain, saat nafas mulai terasa berat, kalian tetap ada di sana.
Kalian tidak membiarkanku pergi dalam gelap.
Kalian tidak membiarkanku sendiri.

Jika surga punya aroma,
aku yakin aromanya adalah seperti pelukanmu—hangat, aman, dan penuh kasih.

Aku Tidak Ingin Ingat Api atau Ketakutan

Terima kasih karena tidak menyerah pada pilihan yang tergesa.
Terima kasih karena tidak membiarkanku terbakar.
Karena jika aku bisa memilih, aku tak ingin kenangan terakhirku dipenuhi asap, panas, atau ketakutan.

Kamu memilih aquamation.
Air yang lembut, proses yang tenang, dan ruangan penuh doa.
Kamu memilih kasih, bukan kilat api.

Aku Kembali ke Bumi dengan Cara yang Indah

Tubuhku mungkin tak lagi ada, tapi tak satu pun bagian dari diriku menyakiti alam.
Tak ada asap yang memenuhi langit.
Tak ada jejak yang mencemari tanah.
Yang ada hanyalah abu putih—lembut dan bersih—sebagai tanda aku pernah dicintai.

Harum Itu Masih Ada di Rumahmu

Mungkin kamu masih mencium bau bantal tempatku tidur.
Atau menyimpan selimut kecilku di dalam kotak kenangan.
Harumku mungkin perlahan hilang, tapi harumnya kasihmu akan tinggal selamanya.

Terima Kasih Telah Menjadikan Perpisahan Ini Sebuah Doa, Bukan Trauma

Kalau aku bisa berkata-kata, aku hanya ingin bilang:
Perpisahan ini bukan luka. Ini adalah pelukan terakhir.
Dan pelukan itu harum seperti kasihmu yang tak pernah padam.